Roosdinal Salim: Jokowi, Presiden Pertama yang Membuat One Map Policy

JAKARTA, iNews.id – Kepemimpinan Presiden Joko Widodo dinilai telah menjalankan misi pembangunan berjalan seiringan dengan pelestarian alam. Pemerintah berhasil menerapkan pembangunan tanpa merusak lingkungan.

Hal itu diungkapkan Anggota Tim Influencer TKN Jokowi-Ma’ruf, Roosdinal Salim di Media Center Rumah Cemara, Menteng, Selasa (12/2/2019). Menurut Roosdinal, salah satu aspek yang mendukung keberhasilan Jokowi di bidang lingkungan itu adalah kebijakan one map one policy.

“Sejak Indonesia merdeka, pada Nopember 2018, Jokowi meluncurkan peta yang terintegrasi,” kata Roosdinal di Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Menurut dia, adanya satu peta ini, tumpeng tindih perizinan perkebunan dan pertambangan tidak terjadi. Sebelum penerapan one map one policy, kata dia, peta perizinan dimiliki oleh kementrian, lembaga, pemda-pemda yang kerap tumpang tindih dan syarat dengan kepentingan sektoral.

“Sehingga perlu perencanaan pemanfaatan tanah yang terprogram,” ucap dia.

Roosdinal juga menyampaikan, Jokowi berhasil melakukan restorasi Sungai Citarum yang menjadi sumber air masyarakat Jakarta dan Banten. Salah satu langkah tepat yang diambil Jokowi dengan melarang industry membuang limbah ke hulu Sungai Citarum.

“UNIDO, badan industri PBB memprediksi butuh 150 tahun untuk merevitalisasi. Jokowi mengambil langkah awal melarang industri membuang limbah di hulu sungai Citarum,” tutur dia.

Roosdinal juga mengapresiasi kebijakan pemerintah dengan memoratorium dan melarang pembukaan lahan gambut. Hasilnya, kata dia, kebakaran hutan dan kabut asap yang menjadi bencana tahuhan turun drastic sejak 2015.

“Jokowi itu nekat membangun 12,5 juta hektar hutan tanaman rakyat demi peningkatan pangan dan energi terbarukan seperti biomass,” ujar Roosdinal.

Menurut dia, Jokowi juga telah memerintahkan kepada jajarannya terkait pengurangan penggunaan plastik dan peningkatan pengolahan limbah plastik. Hal ini sebagai tindak lanjut Sustainable Development Forum PBB di New York pada September 2018.

Editor : Khoiril Tri Hatnanto

Let's block ads! (Why?)