Warga Belanda Gugat 2 JenderaI Israel ke Pengadilan Internasional

YERUSALEM, iNews.id - Ismail Ziada, warga Belanda kelahiran Gaza, Palestina, menggugat mantan kepala staf militer Israel, Benny Gantz, ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.

Gugatan ini dilayangkan terkait serangan udara Israel yang menewaskan enam anggota keluarga Ziada di kamp pengungsian Al Bureij, Gaza, pada Maret 2014.

Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan, selain Gantz, Ziada juga menggugat Amir Eshel yang saat itu menjadi komandan Angkatan Udara Israel.

Gantz dan Eshel dituduh memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan rumah keluarga Ziada di Al Bureij. Serangan itu menewaskan, ibu, tiga saudara kandung, adik ipar, dan keponakan, serta seorang tamu.

Pengacara Ziada, Liesbeth Zegveld, mengatakan, hukum di Israel tak membolehkan warga Palestina mengajukan gugatan atas dampak kerugian kejahatan yang dilakukan warga Israel.

"Kesepakatan Oslo juga melarang warga Palestina menuntut (warga) Israel di pengadilan Palestina," kata Zegveld, dikutip dari Anadolu, Sabtu (2/2/2019).

Namun, lanjut dia, Ziada masih bisa mengajukan gugatan di pengadilan Belanda dan itu yang dilakukannya saat ini.

Sementara itu pengacara Gantz dan Eshel, Cathelijne van der Plas, meminta ICC menolak gugatan Ziada dengan alasan sistem pengadilan Belanda tidak memiliki yurisdiksi atas masalah tersebut.

Van der Plas juga mengklaim kliennya memiliki kekebalan hukum karena telah melaksanakan tanggung jawab mereka atas serangan itu.

Zegveld memiliki waktu hingga pekan pertama Maret 2019 untuk menjawab argumen kubu Gantz dan Eshel.

Van der Plas dibayar oleh pemerintah Israel untuk mengawal kasus Gantz dan Eshel, sementara Zegveld dibayar oleh para dermawan yang bersimpati dengan kasus yang dialami Ziada.

Gantz merupakan pendiri Partai Kehatanan Israel yang juga akan maju dalam pemilu April mendatang. Dia dipandang sebagai salah satu penantang berat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)