Selamatkan Jiwasraya, Pemerintah Libatkan Sejumlah BUMN

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah terus mencari solusi terkait kasus gagal bayar polis Saving Plan yang dialami PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Sejumlah BUMN nantinya akan dilibatkan untuk membantu salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia itu.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan, pemerintah akan membentuk anak usaha Jiwasraya yang diberi nama Jiwasraya Putra. Beberapa BUMN yang akan dilibatkan antara lain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel (Persero).

Gatot menjelaskan, nantinya mereka akan memiliki saham pada anak usaha Jiwasraya. BUMN yang tergabung itu akan bersinergi dengan Jiwasraya, terutama dalam menggunakan produk-produknya.

"Bisnis asuransi jiwa. Jadi mereka (BUMN) dapat eksklusivitas dari Jiwasraya sendiri. Jadi kita welcome," kata Gatot di Jakarta, Minggu (10/2/2019).

Selain membentuk anak usaha, kata Gatot, pemerintah juga akan memberikan Jiwasraya saham di PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), perusahaan sistem pembayaran gabungan BUMN yang awalnya dibentuk oleh Telkomsel. Finarya menawarkan platform LinkAja yang sebelumnya bernama T-Cash.

"Jiwasraya juga kita beri saham di Finarya yang LinkAja supaya value-nya naik," ucap dia.

Selain itu, Gatot menyebut, holding asuransi juga akan dikebut dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Hal itu akan semakin membantu kondisi keuangan Jiwasraya.

Opsi-opsi itu diambil karena pemerintah menolak membantu secara langsung Jiwasraya. Meski Jiwasraya berstatus BUMN, pemerintah menilai, kasus gagal bayar yang terjadi murni masalah bisnis (business to business/B2B).

Sejauh ini, Jiwasraya telah menerapkan solusi jangka pendek kepada pemegang polis dengan menawarkan perpanjangan kontrak (roll over). Meski tidak semua setuju, kata Gatot, porsinya semakin membesar.

"Ya ada yang tidak setuju, tapi yang lain setuju. Tingkat roll over-nya sekarang makin tinggi, sekitar 34 persen. Kita kan memberi tahu ke mereka bahwa kita secara serius menyelesaikan masalah ini," ucap dia.

Editor : Rahmat Fiansyah

Let's block ads! (Why?)