Fenomena Ritel Tutup, Menko Darmin: Dunia Berubah, Ada E-Commerce

JAKARTA, iNews.id - PT Hero Supermarket Tbk beberapa hari lalu memutuskan untuk menutup 26 gerai jaringan ritel Giant. Hal itu juga disusul dengan pemutusan hubungan kerja 523 karyawannya sepanjang 2018.

Apabila melihat lebih jauh lagi, sebelumnya sudah ada beberapa ritel yang menutup gerainya. Sejak dua tahun lalu, tercatat 7-Eleven gulung tikar. Tak hanya itu, beberapa perusahaan ritel, yakni PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Ramayana), PT Matahari Department Store Tbk juga memilih menutup sejumlah gerainya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini tengah terjadi pergeseran pola belanja, yang diakibatkan oleh adanya teknologi.

"Kalo soal ritel, karena dunia ini sedang berubah, ngerti enggak? Ada e-commerce," ujar Darmin di kantornya, Jumat (18/1/2019).

Ia kemudian menampik bahwa fenomena penutupan gerai diakibatkan oleh adanya kecenderungan penurunan daya konsumsi masyarakat.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini justru melihat tutupnya ritel, murni diakibatkan oleh persaingan ritel antar satu sama lain.

"Di kita itu khusus di Indonesia, ada fenomena Indomaret, Alfamart, itu memang mengubah konstelasi. Mesti ada yang tersingkir ya," ujar Darmin.

Pasalnya, dua gerai ritel yang disebut oleh Darmin, memiliki kecenderungan tersedia di banyak daerah. Dengan demikian, masyarakat jauh lebih mudah untuk mendapatkan kebutuhannya, dengan jarak tempuh yang lebih dekat.

Sebelumnya PT Hero Supermarket Tbk mengungkapkan alasan menutup 26 toko sejak 2014, diakibatkan lesunya industri ritel di dalam negeri. Alhasil, perusahaan ini harus melakukan efisiensi bisnisnya.

Hingga kuartal III-2018, penjualan Hero mencapai Rp9,85 triliun, turun 1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut tidak terlepas dari lesunya bisnis makanan meski perlahan diimbangi oleh bisnis non makanan.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)