Modal Asing Terus Masuk, BI Pastikan Rupiah Akan Bertenaga

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan aliran modal asing akan terus masuk hingga beberapa bulan ke depan. Pasalnya, BI melihat masih ada ruang untuk nilai tukar rupiah menguat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal tersebut dengan mempertimbangkan imbal hasil aset keuangan di dalam negeri yang masih menarik dibandingkan negara lainnya. Terutama imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN).

Salah satunya SBN tenor 10 tahun yang imbal hasilnya sebesar 7,8 persen lebih besar dari obligasi AS yaitu US Treasury Bill yang hanya 2,7 persen. Imbal hasil Indonesia juga lebih menarik dari negara berkembang lainnya seperti India yang dengan bermacam-macam selisih suku bunganya.

"Kami masih meyakini bahwa aliran modal asing depan itu masih akan terus berlanjut. Ada beberapa faktor," ujarnya di Masjid BI, Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Kemudian, kondisi fundamental Indonesia juga semakin kuat di mana indikator ekonominya mengarah lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berada di atas 5 persen dibantu dengan tingkat inflasi yang rendah.

"Itu juga memberikan suatu prospek tidak hanya imbal hasil sekarang tapi juga prospek ke depannya juga cukup baik," kata dia.

Tahun ini, BI memperkirkaan pertumbuhan ekonomi akan di kisaran 5,1-5,4 persen yang akan mendorong aliran modal asing khususnya dari pasar saham. Pasalnya, indikator ekonomi tersebut bisa membuat penilaian harga saham di pasar modal menarik untuk investor.

"Makanya tadi komposisinya yang masuk tak hanya SBN tapi juga saham karena memang melihat prospek pertumbuhan ekonomi ke depan akan meningkat, inflasi akan rendah, itu valuasi saham akan menarik untuk mereka," ucapnya.

Selanjutnya, investor juga merasa percaya (confident) dengan kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah dan instansi terkait. Hal ini sudah terbukti pada tahun lalu meski diterpa ketidakpastian global namun perekonomian Indonesia tetap bertahan.

"Tahun lalu kita juga kena tekanan-tekanan dari global, tapi dengan sinergi kebijakan antara pemerintah, BI dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) itu mampu menjaga stabilitas ekonomi kita, bahkan juga pertumbuhan ekonomi kita, bahkan pertumbuhan ekonomi kita cukup naik," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)