Bunuh Diri Penyebab Kematian Tertinggi Anak Usia 10-14 Tahun di Jepang

TOKYO, iNews.id - Data mencengangkan diungkap kantor berita Kyodo yang mengolah data dari badan kependudukan Jepang. Bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi anak usia 10-14 tahun.

Data statistik yang dirilis Kementerian Kesehatan pada 2017 mengungkap, 100 anak usia 10-14 tahun bunuh diri. Angka tersebut berarti 22,9 persen dari jumlah total kematian usia 10-14 tahun di Jepang.

Di posisi kedua diisi oleh penyakit kanker yakni 22,7 persen yang disusul dengan kecelakaan lalu lintas 11,7 persen.

Ini merupakan pertama kalinya angka bunuh diri mendominasi penyebab kematian lain untuk usia anak-anak pascaperang.

Ironisnya, angka bunuh diri di kalangan usia sekolah naik di saat angka rata-rata kasus bunuh diri secara nasional turun.

Penasihat sekolah dan anggota panel pemerintah yang ditugaskan untuk pencegahan bunuh diri, Junko Sakanaka, menyebut, data itu menunjukkan masalah serius dan harus segera ditangani.

"Untuk mencegah anak-anak bunuh diri, kita perlu memahami kondisi aktual yang lebih rinci. Sekarang orang dewasa ditanya seberapa jauh dapat menangkap sinyal bahaya (anak-anak) yang sulit dipahami," kata Sakanaka.

Secara keseluruhan, angka bunuh diri di Jepang mencapai puncaknya pada 2003 yakni melibatkan lebih dari 32.000 orang. Setelah itu, jumlahnya terus menurun dari tahun ke tahun hingga mencapai angka terendah pada 2017 dengan jumlah 20.465 orang.

Di saat bersamaan, angka bunuh diri melibatkan usia 10-19 tahun tetap statis, mengalahkan rata-rata semua usia.

Sayangnya, kementerian kesehatan dalam dokumen laporan mengenai pencegahan bunuh diri belum bisa mengungkap penyebab anak usia 10-14 tahun nekat mengakhiri hidup.

Menurut laporan, hal yang membingungkan, anak-anak yang melakukan bunuh diri tak menunjukkan ada masalah sebelumnya. Ini mempersulit orang-orang di sekitar, termasuk keluarga, dalam mengenali tanda-tanda.

Namun ada tren baru muncul di Jepang, angka bunuh diri di kalangan anak-anak melonjak setelah musim liburan seperti musim semi dan musim panas.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)