Search

Tagihan RS Rp2,6 M, Bayi Pasutri Inggris 'Tersandera' di Singapura

SINGAPURA, iNews.id - Pasangan suami istri (pasutri) asal Inggris terjebak di rumah sakit Singapura karena tak bisa melunasi biaya persalinan sebesar 140.000 poundsterling atau sekitar Rp2,6 miliar.

Sang istri, Chloe Wilkinson, sebenarnya belum masuk waktu bersalin saat dia dan suami, Patraic Walsh-Kavanagh (27), berada di Singapura. Saat itu mereka sedang transit dalam penerbangan dari Australia menuju Inggris. Namun kondisi mengharuskan perempuan 30 tahun itu melahirkan prematur, yakni di usia kandungan 24 pekan. 

Mereka meninggalkan Inggris pada Desember 2017 untuk bepergian keliling Asia sebelum bekerja di Victoria, Australia. Wilkinson dinyatakan hamil pada November 2018 dan memtuskan pulang pada Februari lalu untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada orangtuanya.

Wilkinson merasakan mulas saat menunggu pesawat yang akan membawanya pulang ke Inggris pada 19 Februari 2019, lalu dilarikan ke rumah sakit.

Setelah dirawat 2 hari, dokter memberi tahu bahwa kandungan Wilkinson sangat rentan dan jika mereka memaksakan pulang ke Inggris, risikonya semakin besar.

Akhirnya Wilkinson melahirkan bayi laki-laki seberat 0,86 kilogram pada 26 Februari yang kemudian diberi nama Lorcan.

Setelah semua proses medis berlangsung, Wilkinson dan Walsh-Kavanagh kaget bukan kepalang saat rumah sakit menyodorkan tagihan sebesar Rp2,6 miliar.

Pasangan ini juga menghadapi kendala baru karena harus tinggal di Singapura 3 bulan atau sampai bayinya cukup kuat untuk bepergian. Apalagi, Lorcan lahir prematur sehingga harus mendapat penanganan medis secara intensif.

"Semua dokter dan perawat tampak sangat prihatin. Setelah berbagai tes, diketahui bahwa dia (Wilkinson) mengalami infeksi. Jadi dia menggunakan antibiotik dan obat-obatan untuk mengurangi kontraksi dan memperpanjang persalinan, sehingga memberi peluang terbaik untuk bayi bisa bertahan hidup," kata Walsh-Kavanagh, dikutip dari BBC, Rabu (13/3/2019).

Menurut mereka, asuransi perjalanan yang dibuat sebelum perjalanan ke Australia tidak mencakup persalinan.

Wilkinson dan Walsh-Kavanagh tak memiliki uang untuk membayar tagihan sehingga kebingungan. Hukum di Singapura juga tak membolehkan mereka bekerja.

Akhirnya pasutri itu memutuskan pulang lebih dulu meninggalkan Lorcan sambil mencari dukungan dana kepada masyarakat melalui penggalangan di internet.

"Kami harus pulang sendiri, 14 jam jauhnya dari keluarga dan teman-teman. Ini merupakan awal yang sangat sulit untuk menjadi orangtua sementara Lorcan tetap di rumah sakit," kata Wilkinson.

Pasangan tersebut sementara ini masih tinggal di sebuah flat sewaan dekat rumah sakit. Mereka menggunakan uang hasil tabungan saat bekerja di Australia.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2TzRYCN
March 13, 2019 at 08:55PM from iNews.id | Inspiring & Informative https://ift.tt/2TzRYCN
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tagihan RS Rp2,6 M, Bayi Pasutri Inggris 'Tersandera' di Singapura"

Post a Comment

Powered by Blogger.