Search

Mengapa Tembang 'Rumeksa Ing Wengi' Dianggap Pemanggil Lelembut?

Belakangan lagu Rumeksa Ing Wengi dengan lirik lagu yang benar digunakan untuk musik latar sebuah film bergenre horor ini diproduseri Andy Arsil. Judulnya tak main-main Wengi Anak Mayit.

Mengisahkan seorang istri yang membawa anaknya lari dari sang suami. Dalam pelariannya itu berbagai horor mulai dari jeritan, tangisan, suara-suara, hingga teriakan gaib dieksplorasi.

Kidung Rumeksa Ing Wengi ini merupakan tembang macapat, yakni Durma. Lagu-lagu yang memakai pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Rumeksa Ing Wengi juga dilantunkan dengan lembut, bertempo lambat dan sangat menyayat hati.

Doa ampuh berupa tembang ini biasanya dilantunkan Sunan Kalijaga setelah salat malam. Fungsinya untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Film "Wengi Anak Mayit" sukses mengembalikan kidung keramat Sunan Kalijaga ini menjadi doa. Bukan pemanggil makhluk halus.

Kidung Rumeksa Ing Wengi memilih Durma karena menggambarkan periodisasi manusia sedang berada dalam puncak kedigdayaan. Saat itu manusia akan mudah untuk sombong, mudah untuk merasa paling.

Ini berbeda dengan Asmaradana yang menggambarkan manusia sedang memasuki usia belasan tahun dan sedang berkobar api asmara di jiwanya. Durma bernuansa syahdu sehingga mampu mengingatkan manusia yang sedang berada di puncak kekuatannya, akan keterbatasannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2ToohEB
March 10, 2019 at 01:01AM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2ToohEB
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengapa Tembang 'Rumeksa Ing Wengi' Dianggap Pemanggil Lelembut?"

Post a Comment

Powered by Blogger.