Search

Tarik Ulur Penjualan Saham Bir Jakarta, Siapa Kuat?

Pemprov DKI Jakarta sudah menanam saham di PT Delta Djakarta Tbk sejak 1970. Rata-rata keuntungan yang disumbangkan PT Delta sebesar Rp 38 miliar setiap tahun.

Sebelumnya kepemilikan saham sebesar 26,25 yang akan dilepas ini adalah atas nama Pemprov DKI dan Badan Pengelola Investasi Penanaman Modal DKI Jakarta (BPI PM Jaya).

"Saham Pemprov DKI Jakarta di Delta Jakarta sebesar 26,25 persen yang dimiliki atas dua institusi yaitu Pemprov DKI Jakarta dan Badan Pengelolaan Investasi Penyertaan Modal DKI Jakarta (BPI PM)," ujar Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk, Sarman Simanjorang saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 2 Maret 2019.

BPI PM DKI Jakarta merupakan salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Saat ini BPI PM sudah dibubarkan Sehingga kepemilikan saham di PT Delta Djakarta Tbk hanya satu entitas nama, yaitu Pemprov DKI Jakarta. Penggabungan saham ini merupakan salah satu proses untuk menjual saham Delta Djakarta.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis 28 Februari 2019, seperti ditulis Jumat 1 Maret lalu, kepemilikan saham Delta Djakarta oleh Pemprov DKI Jakarta menjadi 210,20 juta saham atau setara 26,25 persen pada 25 Februari 2019.

Sebelumnya, kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta sebesar 186,84 juta saham atau setara 23,33 persen.

Adapun penggabungan kepemilikan saham Delta Djakarta tersebut milik Badan Pengelolaan Investasi Penyertaan Modal DKI Jakarta (BPI PM) yang genggam 2,91 persen saham Delta Djakarta. BPI PM tersebut dipegang oleh Pemprov DKI Jakarta.

Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk, Sarman Simanjorang memastikan, pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta tidak menambah kepemilikan saham di PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), salah satu produsen bir.

"Saya sebagai Komisaris Utama mewakili Pemprov DKI Jakarta memastikan tidak ada penambahan saham di Delta Djakarta. Saham Pemprov DKI Jakarta di Delta Jakarta sebesar 26,25 persen yang dimiliki atas dua institusi yaitu Pemprov DKI Jakarta dan Badan Pengelolaan Investasi Penyertaan Modal DKI Jakarta (BPI PM)," ujar Sarman saat dihubungi Liputan6.com.

Sarman menuturkan, BPI PM DKI Jakarta tersebut merupakan salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebelumnya, kepemilikan saham pemprov DKI Jakarta di Delta Jakarta sebesar 23,34 persen dan BPI PM sebesar 2,91 persen.

Saat ini BPI PM sudah dibubarkan sehingga membuat kepemilikan saham di PT Delta Djakarta Tbk hanya satu entitas nama. Sarman menuturkan, langkah penggabungan kepemilikan saham PT Delta Djakarta Tbk itu bagian proses untuk melepas saham.

"BPI PM itu sudah dibubarkan sehingga digabung (kepemilikan saham-red) jadi satu nama. Jadi kepemilikan saham hanya satu nama bukan dua lagi. Yang punya pemerintah provinsi DKI Jakarta," kata Sarman.

Oleh karena itu, Sarman memastikan tidak ada penambahan saham di PT Delta Djakarta Tbk. "Pastikan tidak ada penambahan saham," ujar dia.

Berdasarkan data RTI per 31 Januari 2019, pemegang saham DLTA antara lain San Miguel Pte Malaysia sebesar 58,33 persen, pemerintah DKI Jakarta sebesar 23,33 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 18,32 persen.

Pada penutupan perdagangan saham 1 Maret 2019, saham DLTA naik 3,91 persen ke posisi 6.650 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 34 kali dengan nilai transaksi Rp 103,4 juta.

PT Delta Djakarta Tbk membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan naik 23,21 persen menjadi Rp 232,88 miliar hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 189,01 miliar.

Penjualan bersih naik sekitar 15,03 persen menjadi Rp 627,78 miliar hingga September 2018. Perseroan membukukan penjualan Rp 545,72 miliar hingga akhir September 2017.

Perseroan membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp 173,23 miliar hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 145,77 miliar.

Hal itu mendorong laba kotor naik menjadi Rp 454,55 miliar hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 399,94 miliar.

Di sisi lain, beban penjualan perseroan naik menjadi Rp 123,67 miliar hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 117,92 miliar. Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 58,33 miliar hingga akhir September 2018.

Dengan melihat kondisi itu, laba dasar dan dilusi per saham naik menjadi Rp 291 hingga akhir kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 236.

Total liabilitas perseroan tercatat Rp 224,68 miliar pada 30 September 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 196,19 miliar. Ekuitas perseroan tercatat Rp 1,17 triliun pada 30 September 2018. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 881,95 miliar pada 30 September 2018.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2NRfULx
March 10, 2019 at 12:08AM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2NRfULx
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tarik Ulur Penjualan Saham Bir Jakarta, Siapa Kuat?"

Post a Comment

Powered by Blogger.