Search

Tanggapan Menko Darmin soal Indeks Manufaktur BI

Sebelumnya, kegiatan dunia usaha pada kuartal I 2019 diindikasikan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.

Hal ini tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) pada kuartal I 2019 sebesar 8,65 persen, lebih tinggi dari 6,19 persen pada kuartal IV 2018.

Peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan khususnya pada subsector pertanian tanaman bahan makanan sejalan dengan masuknya periode musim panen.

Pada sektor itu SBT mencapai 2,43 persen. Ini didorong faktor musiman tibanya musim panen khususnya pada subsector pertanian tanaman bahan makanan. Demikian mengutip laman Bank Indonesia, Kamis, 11 April 2019.

Peningkatan kegiatan usaha paling tinggi selanjutnya terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan (SBT 1,93 persen) dan jasa-jasa (SBT 1,49 persen). Hasil SKDU juga mencatat peningkatan kegiatan usaha pada sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar 1 persen.

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, hasil SKDU mengindikasikan penggunaan kapasitas produksi dan tenaga kerja pada kuartal I 2019 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kapasitas produksi terpakai pada kuartal I 2019 secara rata-rata sebesar 76,10 persen, lebih tinggi dibandingkan 75,18 persen pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, kapasitas produksi terpakai paling tinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih, rata-rata sebesar 79,91 persen.

Sementara itu, penggunaan kapasitas produksi paling rendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 71,41 persen.

Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha tetap baik, disertai dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif mudah.

Kondisi keuangan perusahaan pada kuartal I 2019 secara umum masih terjaga, tercermin dari saldo bersih (SB), kondisi likuiditas perusahaan sebesar 26,68 persen.

Sebagian besar responden SKDU (61,66 persen) menjawab kondisi likuiditas perusahaan pada kuartal I 2019 cukup baik.

Sementara itu, sebesar 32,51 persen responden menjawab kondisi likuiditas pada kuartal I 2019 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya dan hanya 5,83 persen responden yang konfirmasi kondisi likuiditas yang lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Sejalan dengan kondisi likuiditas, kemampuan perusahaan mencetak laba pada kuartal I 2019 tetap terjaga dengan SB sebesar 23,73 persen.

Sebanyak 61,16 persen responden menjawab kondisi rentabilitas perusahaan pada kuartal I 2019 cukup baik.

Sementara itu, sebesar 31,29 persen responden menjawab kondisi rentabilitas pada kuartal I 2019 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya dan hanya 7,56 persen responden yang mengkonfirmasi kondisi rentabilitas yang lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Dari aspek kemudahan akses kredit bank, responden menilai akses kredit perbankan pada kuartal I 2019 masih relatif murah.

SB akses kredit selama tiga bulan terakhir sebesar 6,05 persen, meski sedikit lebih rendah dari SBD 6,26 persen pada periode sebelumnya.

Ini sejalan dengan kondisi keuangan perusahaan yang relatif terjaga, sebagian besar (84,10 persen) responden konfirmasi, akses kredit perbankan pada kuartal I 2019 berada pada kondisi normal.

Sementara itu, sebesar 10,97 persen responden menjawab akses kredit bank pada kuartal I 2019 lebih mudah, dan sebesar 4,92 persen responden menilai akses kredit perbankan pada kuartal I 2019 lebih sulit dibandingkan periode sebelumnya.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2KN4DOO
April 15, 2019 at 06:30PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2KN4DOO
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tanggapan Menko Darmin soal Indeks Manufaktur BI"

Post a Comment

Powered by Blogger.