Search

Kemenperin Bantah Indonesia Alami Deindustrialisasi

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, berdasarkan laporan World Bank pada 2017, Indonesia mampu menempati peringkat tertinggi di ASEAN untuk kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi dunia dengan porsi 20,5 persen.

"Dari capaian tersebut, Indonesia menempati peringkat kelima dunia untuk negara-negara yang tergabung di G20," ungkap dia.Sedangkan, merujuk data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang kontribusi industri manufakturnya terhadap produk domestik bruto (PDB) di atas 10 persen.

"Kita sering mendengar deindustrialisasi itu karena kontribusi manufaktur ke PDB harus di atas 30 persen. Kalau kita melihat data UNIDO dan World Bank, kontribusi sektor manufaktur di dunia tidak ada yang di atas 30 persen," kata dia.

Data UNIDO menunjukkan, di negara industri, rata-rata sektor manufakturnya menyetor ke PDB hanya mencapai 17 persen. Sementara Indonesia mampu menyumbang hingga 22 persen, di bawah Korea Selatan (29 persen), China (27 persen), dan Jerman (23 persen).

Namun, Indonesia melampaui perolehan Meksiko (19 persen) dan Jepang (19 persen). Sedangkan, negara-negara dengan kontribusi sektor industrinya di bawah rata-rata 17 persen, antara lain India, Italia, Spanyol, Amerika Srikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.

Di samping itu, melihat hasil survei Nikkei dan IHS Markit, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia selama periode Januari-November 2018 masih di atas level 50, yang menunjukkan manufaktur tetap ekspansif. Pada November 2018, PMI Manufaktur Indonesia menduduki peringkat ke-4 di tingkat Asean, melampaui capaian Thailand (49,8), Malaysia (48,2), dan Singapura (47,4).

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2UU19xH
April 14, 2019 at 04:22PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2UU19xH
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kemenperin Bantah Indonesia Alami Deindustrialisasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.