Ada Perang Dagang, Yen Menguat Sambut Awal Pekan

TOKYO, iNews.id - Yen menguat karena investor mengalihkan perhatian ke aset safe-haven setelah peningkatan tajam ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Hal tersebut memukul kepercayaan investor dan memburamkan prospek ekonomi global.

Mengutip Reuters, Senin (26/8/2019), yuan semetara itu jatuh, terbebani oleh ekspektasi perlambatan penyelesaian sengketa dagang China dengan AS.

Franc Swiss dan emas, dua aset yang diburu pelaku pasar, melonjak pada awal perdagangan Asia. Pasar keuangan cenderung mengalami tekanan dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, pelaku pasar mengalihkan aset yang tak berisiko, seperti surat utang, emas dan mata uang safe-haven.

"Spekulan datang ke pasar sangat awal untuk menekan dolar/yen," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities di Tokyo.

"Fakta bahwa yuan di pasar melemah menunjukkan spekulan menjadi sedikit liar. Perang dagang mendorong semua gerakan ini, dan saya tidak melihat ini berakhir dalam waktu dekat. "

Yen menguat ke 104,46 per dolar AS, setelah berhasil menuju ke 104,70, atau terapresiasi lebih dari 0,5 persen. Yen membidik penguatan ke 104,10 per dolar AS, menapaki level tertinggi pada 3 Januari lalu.

Di pasar luar negeri, dolar AS menguat 0,6 persen menjadi 7,1850 yuan, menapaki rekor tertinggi.

Saham AS jatuh pada Jumat ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan bea masuk tambahan 5 persen senilai 550 miliar dolar AS untuk barang-barang China, beberapa jam setelah Beijing meluncurkan tarif pembalasan atas produk-produk AS senilai 75 miliar dolar AS.

Pada pertemuan G7 di Prancis selama akhir pekan, Trump memberi pernyataan cukup membingungkan pasar karena memiliki pemikiran yang kontradiktif dari sikapnya saat ini.

Yen juga menguat sekitar 1 persen terhadap dolar Australia dan dolar Selandia Baru. Sementara itu, kurs dolar melemah 0,2 persen menjadi 0,9729 franc Swiss.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)