2 WNI Diculik Kelompok Abu Sayyaf, Filipina Tak Akan Bayar Tebusan

MANILA, iNews.id - Pemerintah Filipina menegaskan tak akan menuruti permintaan kelompok Abu Sayyaf soal tebusan untuk membebaskan dua warga Indonesia (WNI) dan seorang warga Malaysia.

Tiga orang itu diculik di perairan Sabah, Malaysia, pada 5 Desember 2018. Para penculik baru-baru ini merilis video berisi para tawanan meminta tolong untuk diselamatkan.

"Kami berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan dan membebaskan para sandera dari tangan orang jahat kelompok Abu Sayyaf, tapi kami tetap pada pendirian yakni kebijakan tak ada uang tebusan," kata juru bicara pemerintah, Salvador Panelo, dikutip dari DPA, Jumat (22/2/2019).

Alasan Filipina tak mau membayar tebusan, sekalipun para penculik membunuh sandera, hal itu akan membuat mereka semakin menjadi-jadi.

"Menyerah pada tuntutan teroris serta kelompok-kelompok pelanggar hukum lainnya akan membuat mereka semakin berani menculik lebih banyak orang," kata Panelo.

Efeknya, lanjut dia, kelompok-kelompok tersebut akan memiliki dana untuk membeli senjata, membiayai aksi teror, serta melakukan kegiatan kriminal lain.

Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan lebih dari 700.000 dolar AS atau sekitar Rp9,7 miliar untuk pembebasan sandera yang kini ditahan di Pulau Jolo, sekitar 1.000 kilometer dari ibu kota Manila.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membenarkan dua WNI dalam video itu merupakan warga Wakatobi, Sulawesi Tenggara, bernama Hariadi dan Heri Ardiansyah. Mereka diculik saat menangkap ikan di perairan Sandakan, Malaysia.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, kasus ini merupakan penculikan ke-11 terhadap WNI di perairan Sabah, Malaysia.

Dalam video berdurasi 30 detik itu, dua WNI berlutut dan matanya ditutup menggunakan kain hitam. Di belakang mereka berdiri lima orang yang membawa senjata api laras panjang serta parang.

Editor : Anton Suhartono

Let's block ads! (Why?)