Search

Jadi Negara Maju, RI Dinilai Harus Manfaatkan Bonus Demografi

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah optimistis pada 2045 Indonesia bisa memasuki peringkat ke-4 negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara maju yang dibuktikan lewat rata-rata pendapatan per kapita di atas 20.000 dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.

"Pada tahun 2045 rangking ekonomi Indonesia itu antara 4 dan 7, yang terburuknya itu 7," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Energy Building Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Tidak hanya itu, ia juga optimistis pada 2045, Indonesia akan menjadi negara dengan predikat high income. Saat ini, Indonesia masih menjadi negara dengan status lower middle income, dan ditargetkan pada 2020 menjadi negara upper middle income.

Ia menambahkan,untuk mencapai tujuan tersebut sebenarnya Indonesia hanya perlu tumbuh 5,1 persen secara terus menerus hingga 2040. Pertumbuhan tersebut dibutuhkan bagi Indonesia apabila ingin naik kelas.

Salah satu faktor pendorong optimisme pemerintah, yakni adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Proporsi usia produktif akan mencapai puncak pada 2030, dengan jumlah sekitar 60 persen penduduk Indonesia.

Oleh karenanya, bonus demografi yang sudah mulai terjadi sejak 2010 perlu dimaksimalkan. Pasalnya, pada 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah aging atau menua. "Apabila Indonesia tidak bisa memanfaatkan bonus demografi, maka jangan harap 2045 Indonesia bisa menjadi bagian dari negara maju," tutur Bambang.

Dengan adanya bonus demografi, Bambang mendorong agar ditingkatkannya jumlah pengusaha Indonesia, terkhusus di bidang manufaktur, sekaligus untuk mendorong proses industrialisasi. "Saya berpikir dan melihat ke depan kalau negara kita mau maju selain industrialisasi, kedua harus banyak pengusaha. Tidak ada negara maju yang banyak pegawai negerinya," tuturnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah sedang menyiapkan regulasi untuk mempermudah pelaku bisnis. Pemerintah juga mendorong adanya keterlibatan tenaga ahli untuk melatih pelaku bisnis.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen pada kuartal III-2018. Meskipun secata kuartalan (qtq) turun 0,10 persen, namun secara tahunan (yoy) mengalami kenaikan 0,11 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada periode ini penyumbang terbesar dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga sebesar 2,69 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, dengan pertumbuhan sebesar 5,01 persen, capaian ini melambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,14 persen.

"Jadi konsumsi rumah tangga masih merupakan sumber utama dari pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Br7bey
November 22, 2018 at 10:13PM from iNews.id | Inspiring & Informative https://ift.tt/2Br7bey
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jadi Negara Maju, RI Dinilai Harus Manfaatkan Bonus Demografi"

Post a Comment

Powered by Blogger.